Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar. Kaidah standar dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum.
Sebaliknya, bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar tersebut.
Penggunaan ragam bahasa baku dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Ragam bahasa baku biasanya dgunakan dalam situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah, dan lain-lain. Adapun ragam bahasa tidak baku umumnya digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak bersifat resmi.
A. Fungsi Bahasa Baku
Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut.
1. Pemersatu, pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
2. Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat bahasa lainnya.
3. Pembawa kewibawaan, pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.
4. Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.
B. Ciri-ciri Bahasa Baku
Bahasa baku memiliki ciri-ciri berikut.
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah.
Baku - Tidak baku
saya - gue
merasa - ngerasa
ayah - bokap
dimantapkan - dimantapin
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Baku - Tidak baku
banyak guru - banyak guru-guru
itu benar - itu adalah benar
kesempatan lain - lain kesempatan
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan.
Baku - Tidak baku
bagaimana - gimana
begitu - gitu
tidak - nggak
menelpon - nelpon
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit.
Baku - Tidak baku
Ia mendengar radio - Ia dengarkan radio
Anak itu menangis - Anak itu nangis
Kami bermain bola di lapangan - Kami main bola di lapangan
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
Baku - Tidak baku
sehubungan dengan - sehubungan
terdiri atas/dari - terdiri
seorang pasien - seseorang pasien
dan lain sebagainya - dan sebagainya
siapa namamu? - siapa namanya?
6. Tidak mengandung makna ganda, tidak rancu
Baku - Tidak baku
menghemat waktu - mempersingkat waktu
mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar ketinggalan
7. Tidak mengandung arti pleonasme.
Baku - Tidak baku
Para juri - para juri-juri
mundur - mundur ke belakang
pada zaman dahulu - pada zaman dahulu kala
hadirin - para hadirin
8. Tidak mengandung hiperkorek
Baku - Tidak baku
khusus - husus
sabtu - saptu
syah - sah
masyarakat -masarakat
akhir - ahir
Catatan:
1. Pleonasme adalah salah satu majas dalam bahasa Indonesia. Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau menurut KBBI adalah "pemakaian kata-kata yang lebih dari apa yang diperlukan". Maka dari itu, Pleonasme termasuk dalam kategori majas penegasan.
2. Hiperkorek yang diartikan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah menghendaki/membuat sesuatu kerapian dan kesempurnaan yang sangat berlebihan sehingga hasilnya malah sebaliknya
No comments:
Post a Comment