Tuesday, May 3, 2016

Penggunaan Angka dan Lambang Bilangan


Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.

1. Penulisan lambang bilangan tingpat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
Paku Buwono X, pada awal abad XX, dalam kehidupan pada abad ke-20, ini lihat bab II, pasal 5, dalam bab ke-2 buku itu, di daerah tingkat II itu.

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara beruntun, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah akan memesan tiga ratus ekor ayam.
Diantara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju,
dan 5 orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan terdiri atas 50 bus, 100 helicak, dan 100 bemo.

3. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima belas orang tewas dalam kecelakan itu.
Pak Darmo mengundang 250 tamu.

4. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii)satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 meter persegi
10 liter
Rp 5.000,00
US $3.50*
1 jam 20 menit
pukul 15.00
tahun 1928
17 Agustus 1945
100 yen

5. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
Hotel Indonesia, Kamar 169

6. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surat Yasin: 9

7. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh
Misalnya:
dua belas - 12
dua puluh dua - 22
dua ratus dua puluh dua - 222

b. Bilangan pecahan
Misalnya:
setengah - 1/2
tiga perempat - 3/4
seperenam belas - 1/16
tiga dua pertiga - 3 2/3
seperseratus - 1/100
satu persen - 1%

8. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya:
tahun '50-an atau tahun lima puluhan
uang 5000-an atau uang lima ribuan
lima uang 1000-an atau lima uang seribuan

9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapatkan pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
MisalnyaL
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.

Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 ( dua puluh ) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima ) buku dan majalah.

11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar  999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus ) rupiah.

No comments:

Post a Comment