Friday, April 29, 2016

Pemakaian Tanda Koma ( , )


Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip apostrof atau tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.

Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah. Menurut Oxford English Dictionary, kata ini berasal dari bahasa Yunani: komma (κόμμα) yang berarti sesuatu yang dipotong atau klausa pendek.

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
Misalnya:
Saya membeli tas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Satu, dua,.... tiga!

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata hubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
Saya membeli tas, sedangkan dia baju

3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengfan induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalu hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.
Misalnya:
.... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
.... Jadi, soalnya tidak semudah itu.

5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata ibu," Saya gembira sekali."
"Saya gembira sekali," kata ibu, "karena kamu lulus."

6. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
C. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.

7. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Didaerah kami, misalnya, masih banyak laki-laki yang masih sirih.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti pelatihan paduan suara.

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wawh, aduh, kasihan, dari kata yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.

9. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.

sdr. Abdullah, jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia

10. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2 Djakarta: PT  Pustaka Rakjat.

11. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang- mengarang
(Yogyakarta; UP Indonesia, 1967), hlm.4

12. Tanda koma dipakai di muka angka persepulahan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengambangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pegembangan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Karim.
"Berdiri lurus-lurus!" perintahnya.

No comments:

Post a Comment