1. Pantun nasib atau dagang
Terbang bangau ke seberang,
mati ditembak oleh Belanda.
Duduk termangu seorang-orang,
duduk terkenang akan adinda.
Mati ditembak oleh Belanda,
penabur terserak tengah padang.
Duduk terkenang akan adinda,
nyawa di tubuh rasa melayang.
Anak Cina naik pelangkin,
sudah pelangkin kereta kuda.
Kami hina lagi miskin,
sudah miskin melarat pula.
Unggas undan si raja burung,
terbang ke desa Sukamenanti.
Wahai badan apalah untung,
senantiasa berusak hati.
Tergenang air di atas talam,
diambil kulak ditapisi.
Teringat tuan tengah malam,
diambil bantal ditangisi.
2. Pantun orang muda
a. Pantun berkenalan
Dari mana hendak ke mana,
dari Jepang ke bandar Cina.
Kalau boleh kami bertanya,
bunga yang kembang siapa punya.
Melenguh lembu di gunung,
melenguh sampai ke balai.
Maksud hati memeluk gunung,
apa daya tangan tak sampai
Api-api unggunan kandis,
tumpah damar di kulit tengar.
Laki-laki mulutnya manis,
jika bersumpah jangan di dengar
b. Pantun berkasih-kasihan
Kalau tuan jalan dahulu,
carikan saya daun kemboja.
Kalau tuan mati dahulu,
nantikan saya di pintu surga.
Diselingi makan bubur,
bangau pagi terbang tinggi.
Kuakui dengan jujur,
kau lelaki pujaan hati.
Ada anak membeli nanas,
yang lain membeli nanas.
Hatimu putih seperti kapas,
semoga hidupmu bahagia.
Bunga itu jangan dipetik,
langit telah menjadi kelam.
Engkaulah gadis tercantik,
kurindukan siang dan malam.
c. Pantun berceraian
Pucuk pauh delima batu,
anak sembilang di tapak tangan.
Biar jauh di negeri satu,
hilang di mata di hati jangan.
Bagaimana tidak dikenang,
pucuknya pauh selasih Jambi.
Bagaimana tidak berkenang,
dagang yang jauh kekasih hati.
Duhai selasih janganlah tinggi,
kalaupun tinggi berdaun jangan.
Duhai kekasih janganlah pergi,
kalaupun pergi bertahun jangan.
d. Pantun beriba hati
Dari mentuk ke Batu Hampar,
saya tidak ke Jawa lagi.
Bumi ditepuk langit ditampar,
saya tidak percaya lagi.
Tanjung sauh api ketiga,
cermin terus jadikan tanglung.
Itulah sebab hatiku duka,
mudah-mudahan Allah menolong.
Budak Bandan berbasa Jawa,
kijang melompat dari hulu.
Biar bercerai badan dan nyawa,
asalkan jangan mendapat malu.
Yang pantun tentang berkasih-kasih yang membeli nanas kok aneh ya anak membeli nanas,yang lain membeli nanas kok samaaa???
ReplyDeleteYa
Delete